Senin, 22 Oktober 2012

Buku "A Gift From A Friend" yang ga mungkin untuk dimiliki -__-

Nahh,, berhubung akhir2 ini aku lg ngefans berat (ga berat2 bgt sih), aku kagum gitu sama sesosok cewek cantik, muda, dan bertalenta bernama Merry Riana. :) Nah, dia kan punya buku, yg aku tau sih ada 2, A Gift From A Friend sama Mimpi sejuta dollar.. Dan buruknya adalah aku belum punya dua2nya karena ya.. biasa kurang modal gitu -_-
Aku masih ngarepin bgt bakal ada versi pdf nya di internet yg bisa di download secara free. (Kalau kak Merry Riana ngeliat ini, harap jangan marah.. aku emang belum punya uang sekarang kak.. Maaf ). Tapi ya, sampai skrg sih aku belum nemuin.. Jadi ya, masih berharap terus ._.
Dibawah ini aku mau ngasih rangkuman dari buku A Gift From A Friend.. Maap kalo kepanjangan,

Judul : A Gift From A Friend
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Penulis : Merry Riana
Kategori : Biografi
Cover : Hard Cover

Hanya dalam waktu singkat, 4 tahun sejak kelulusannya dari Nanyang Technological University (NTU) Singapura, Merry Riana telah mendapatkan penghasilan lebih dari 1 juta dolar melalui bisnisnya. Tidak tanggung-tanggung, berbagai media cetak di Singapura, dan negara-negara lainnya seperti Indonesia, Malaysia, bahkan Vietnam juga memuat artikel tentang keberhasilannya tersebut. Merry mencapai 1 juta dolar pertamanya di usia 26 tahun.
Sebagai tokoh masyarakat di bidang keuangan dan pendidikan di Asia, Merry telah membuktikan dirinya menjadi salah seorang individu yang paling dikagumi dan diperhatikan oleh berbagai media massa saat ini. Di usianya yang terbilang masih muda ini, Merry telah mencapai banyak kesuksesan. Bahkan lebih dari yang pernah dicoba dilakukan oleh orang-orang yang usianya dua kali lipat darinya. Bahkan berbagai penghargaan telah ia menangkan termasuk memecahkan rekor industri dari waktu ke waktu.
Merry bahkan sering disebut sebagai seorang pemimpin di bidang keuangan pribadi dan seorang konsultan keuangan wanita serba bisa oleh ribuan klien dan peserta seminarnya. Tak heran jika saat ini dirinya diakui sebagai salah satu pembicara terbaik di Asia.
Melalui buku A Gift From A Friend ini, penulis mengajak setiap pembacanya untuk berani bermimpi besar. Karena inilah yang menjadi titik awal keberhasilannya. Ia berharap melalui buku ini dirinya mampu memberikan inspirasi kepada para pembacanya dimanapun berada, dengan menciptakan dampak positif hingga akhirnya mampu mengubah kehidupan masyarakat bangsa Indonesia.
Di dalam bukunya ini, Merry menceritakan bagaimana dirinya yang berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja ini mampu menggapai kesuksesan dan mimpi-mimpinya. Dirinya terpaksa merantau ke Singapura di tahun 1998 silam. Pada awalnya tidak terbersit sedikitpun dibenaknya untuk melanjutkan studi ke luar negeri pasca sekolah menengah atasnya. Namun sejak terjadinya kerusuhan Mei 1998, dengan alasan keamanan, orang tuanya mendesak Merry untuk segera pergi ke luar negeri dan melanjutkan kuliah disana, paling tidak untuk mengungsi sementara waktu.
Saat itu dirinya diliputi perasaan khawatir dan sedih. Maklum ini pertama kalinya ia tinggal di luar negeri, jauh dari orang tua dan kelaurga. Apalagi setelah ia berangkat, ia tidak tahu kapan bisa pulang ke Jakarta dan berjumpa kembali dengan orang tuanya, terlebih harga tiket pesawat yang mahal pada saat itu.
Kini, masa-masa sulit itu telah berlalu. Merry yang awalnya pemalu dan sulit bergaul dalam Bahasa Inggris, telah menjejakkan kaki di puncak kesuksesannya. Dengan lugas ia mengajak pembaca untuk turut menyelami kehidupannya. Seperti saat di awal kuliah ia harus berhutang hingga ratusan juta rupiah kepada pemerintah Singapura untuk membayar biaya pendidikan dan biaya hidupnya. Menurutnya, apa pun yang dapat kita bayangkan, asal kita percaya, maka semuanya itu akan dapat dicapai. Berani bermimpi besar dan menggapai impian.
Hingga saat ini, buku ini telah diterjemahkan ke dalam 7 bahasa untuk menjangkau lebih banyak pembaca di pasar regional. Selain bahasa Indonesia, juga tersedia dalam bahasa Inggris, Mandarin, Melayu, Vietnam, Tagalog dan Myanmar. Bacaan yang menarik dan mengagumkan. Terlebih lagi bagi siapapun yang tertarik untuk terjun menjadi seorang entrepreneur.

Thx For Reading (kalau emang kalian baca sih, kalau ga ya udah -_-)

Pantang Menyerah

Suatu hari, ada seorang pemecah batu yang sedang memukul sebongkah batu besar. Pemecah batu itu sudah memukul batu sebanyak 100 kali, tapi batu itu sama sekali tidak terlihat retak. Pemecah batu itu terus saja memukul, sampai akhirnya pada pukulan ke 101, batu itu pecah menjadi dua. Pecahnya batu itu menjadi dua bukan karena pukulan ke 101, tetapi karena semua pukulan - pukulan yang sudah dilakukan sebelumnya.

seperti pemecah batu diatas, kita harus pantang menyerah dalam menggapai apa yang sudah kita impikan. Semua itu butuh usaha keras secara terus - menerus.. Walaupun di awal usaha kita, kita sering kali tidak medapatkan hasil, tapi jangan menyerah.. Tetaplah berusaha!!


Jangan Meremehkan Orang

Pada suatu hari, seorang anak masuk ke dalam rumah makan yang sangat terkenal dan mahal. Dia masuk seorang diri dan memakai pakaian biasa saja, tidak seperti anak-anak lain yang memakai pakaian yang bagus. Anak itu duduk di salah satu kursi lalu mengangkat tangannya untuk memanggil salah satu pelayan.
Seorang pelayan perempuan menghampiri anak kecil itu lalu memberikan buku menu makanan. Pelayan tersebut agak heran mengapa anak kecil itu berani masuk ke dalam rumah makan yang mahal, padahal dari penampilannya, pelayan itu tidak yakin bahwa sang anak kecil mampu membayar makanan yang ada.
“Berapa harga es krim yang diberi saus strawberry dan cokelat?” tanya sang anak kecil.
Sang pelayan menjawab, “Lima puluh ribu,”
Anak kecil itu memasukkan tangan ke dalam saku celana lalu mengambil beberapa receh dan menghitungnya. Lalu dia kembali bertanya, “Kalau es krim yang tidak diberi saus strawberry dan cokelat?”
Si pelayan mengerutkan kening, “Dua puluh ribu,”
Sekali lagi anak kecil itu mengambil receh dari dalam saku celananya lalu menghitung. “Kalau aku pesan separuh es krim tanpa saus strawberry dan cokelat berapa?”
Kesal dengan kelakuan pembeli kecil itu, pelayan menjawab dengan ketus, “Sepuluh ribu!”
Sang anak lalu tersenyum, “Baiklah aku pesan itu saja, terima kasih!”
Pelayan itu mencatat pesanan lalu menyerahkan pada bagian dapur lalu kembali membawa es krim pesanan. Anak itu tampak gembira dan menikmati es krim yang hanya separuh dengan suka cita. Dia melahap es krim sampai habis. Kemudian sang pelayan kembali datang memberikan nota pembayaran.
“Semua sepuluh ribu bukan?” tanya anak itu lalu membayar es krim pesanannya dengan setumpuk uang receh. Wajah sang pelayan tampak masam karena harus menghitung ulang receh-receh itu. Lalu sang anak mengeluarkan selembar uang lima puluh ribu dari saku celana belakangnya, “dan ini tips untuk Anda!” ujar sang anak sambil menyerahkan selembar uang tersebut untuk si pelayan.

Ada kalanya kita tidak melihat apa yang melekat pada tubuh seseorang saja sebagai penilaian. Bukan hal yang bagus untuk meremehkan seseorang karena melihat penilaian dari luar, Anda tidak akan pernah tahu pada beberapa waktu yang akan datang, seseorang yang Anda remehkan bisa jadi merupakan pengantar rejeki yang tak terduga.

Logo BTPS SMPN 1 Balikpapan

Maaf ya, kalo aku keliatan samting banget.. Dalam waktu sehari, langsung ngepost beberapa entri.. Habis ya mau gimana lagi, blog ku yang rizca-shafira.blogspot.com tiba-tiba aja nda bisa kebuka, jadi ya terpaksa harus ngulang buat ngepost semua yang mesti kupost buat memenuhi nilai TIK yg dibutuhkan..
Dan, dengan dipost nya entri saya tentang LOGO BANK SAMPAH ini, maka lengkap lah sudah nilai tugas TIK sayaa.. :) *bangga* padahal belum tentu dapet nilai bagus -_-
Oke, ini dia logo saya.. Yg yaa.. gitu lah..

Rada-rada malu sih ngepost nya, soalnya ya sambil ngepost sambil bayangin logo - logonya Legends yang bagus2 bgt.. Jadi envy.. tapi ya setelah bolak - balik diganti (karna salah teruuus -_-), ini usaha maksimalku n agnes.. Mohon dihargai ._.
Oke, dibawah ini juga akan aku kasih.. Makna dari setiap gambar yang ada di logo diatas...


Makna Logo Bank Sampah
1.    Lingkaran hijau : usaha terus menerus (tanpa ujung) dalam menghijaukan bumi
2.   Panah yang berwarna merah, biru, dan hijau : tanda usaha untuk memilah sampah B3, Anorganik, dan organik
3.   Orang sedang membuang sampah : kita membuang sampah pada tempatnya dan menabungnya di BTPS
4.   Orang bertuliskan SMPN 1 : yang sedang melakukan pemilahan sampah adalah warga (guru, karyawan, maupun siswa – siswi ) SMPN 1 Balikpapan
5.   Tempat sampah
a.    berwarna hijau : tempat sampah organik
b.   Berwarna merah : tempat sampah B3
c.    Berwarna biru : tempat sampah an-organik
6.   Tulisan BTPS SMPN 1 Balikpapan : melambangkan bahwa logo tersebut merupakan lambang BTPS (Bank Tabungan pemilahan sampah) yang berada di SMPN 1

Animasi Flash

Jadi ya begitulah, hasil animasi flashku yg pertama. Ga bagus emang, apalagi kalo dibandingin sama anak - anak cowoknya kyk Kenny, Brahma, dan geng nya itulah. Tapi ya gitu deh, udah maksimal buat sekarang. Mungkin besok - besok bakal aku coba bikin yg lebih.. (lebih buruk maksudnya -_-v )




O iy, kritik dan saran ditunggu ya.. :)

Belajar Menerima Keadaan (?)

Lohaaaa ~
Setelah lama postinganku gak muncul ke permukaan (gak tau mau nulis apa ._. ), hari ini aku membawa sebuah cerita tentang liburanku kemarin ke Pare, bersama temen – temen, para Legends nya Legacy!!
Gak seperti postingan sebelumnya, kali ini aku Cuma mau fokus di hari pertama aja.. Waktu kita harus desek – desekan karena kamarnya kecil. Ehehe.. Flashback mode on nih.
Jadi ya, kemaren tanggal 28 Juni, aku sama temen – temen jalan – jalan ke Pare. Sebuah kecamatan yang terletak di kota Kediri, Jawa Timur. Kawasan ini sering disebut “Kampung Inggris” karena di kecamatan ini, banyak banget kursus bahasa Inggris, mulai dari yang ngajarin speaking, grammar, sampai listening. Mulai dari yang gedungnya bertingkat – tingkat, udah mirip apartemen gitu (ga segitunya sih, sebenernya) sampai yang ruangan kursusnya nge-press banget.
Nah, kebetulan ya, kelasku ini dapet tempat kursus HECo, singkatan dari Hijau English Course. Menurutku sih, kelas kita sengaja milih Hijau English Course, soalnya sekolah kita adalah sekolah Adiwiyata, yang pastinya lagi gencar – gencarnya mencanangkan program Go green. Padahal gak ada hubungannya, itu kan cuma namanya aja yang “hijau”. Tapi disananya, ga ada hubungannya sama hijau. Cat bangunannya aja ga hijau sama sekali -_-
O iya, cukup ngomongin masalah “Hijau”, kita lanjut. Jadi begitu kita sampai di depan asrama HECo ini, kira – kira sekitar 99.99% anak CIBI, langsung shock stadium 1. Masalahnya, asramanya ini beda sama yang rata – rata anak CIBI bayangin. Kita bayangin ada gedung tinggi, banyak kamar, banyak sepeda di depannya, rumput – rumput yang bergoyang dengan angin sepoi – sepoi yang bertiup mengantarkan kita ke kelas khusus buat belajar bahasa Inggris *bayanganku doang sih, itu juga versi alay nya*, tapi yang terlihat, weeew.. Gedung kecil yang lebih mirip kyk rumah daripada asrama. Ya gapapa sih, sekarang yang aku bayangi tu cuma satu, kita mau tidur kyk mana?? Dan……………….
BENER BANGET!! Begitu kita masuk, ehm, anak - anak cewek disuruh naik ke lantai 2, woo.. Kamarnya gede juga ternyata! Sesaat, tenang aku. Ternyata gak sekecil yang aku bayangin tadi.. Tapi tiba – tiba, ada anak – anak dari Surabaya yang masuk ke kamar kita. Ada seorang cewek juga, yang belakangan kuketahui bernama Mbak Dwi, yang masuk ke kamar kita, bilang kalau kamar ini bakalan kita isi berdua… JENG JENG JENG, oke, masalah ruangannya sih gapapa kita sempit – sempitan, masalahnya adalah stop kontak disitu cuma 2 (kalo ga salah, kalo ga 2 ya 1, aku udah rada – rada lupa), dan hamper semua anak bawa HP, ada juga yang bawa kamera. Nah loh, gimana cara nge-charge nya ini?
Oke, lupakan soal charge, kalo ga bisa ngecharge ya udah ga usah dipake, gitu aja kok repot. Nah, sekarang aku lagi konsen mau cepet – cepet mandi. Aku nyadar ada 60-an lebih anak di asrama ini yang akan memperebutkan kamar mandi di lantai bawah, yang jumlahnya dikit. Bakalan ngantri sepanjang apa aku, kalau missal aku ga ngantri dari sekarang? Nah, akhirnya aku cepet – cepet bongkar koper, ngambil handuk, baju ganti dan peralatan mandi, trus lari ke lantai bawah. Baru aja aku mau lari, Mbak Dwi masuk ke kamar lagi, dia bilang kita bakalan tuker kamar sama anak – anaka cowok di bawah. Jadi nanti cowok yang tidur di atas dan cewek yang di lantai bawah.  Yaps, dari perkataan Mbak Dwi tadi, kita bisa memetik 2 kesimpulan, yang positif dan negatif. Positifnya adalah, kita ditempatkan di dalam kamar – kamar yang pastinya lebih aman, lebih menjaga privasi kita, dan lebih enak buat ngadain pajamas party (ngarep -_- ) , negatifnya adalah kita jadi lebih desek – desekan lagi di kamar bawah dan aku, yang tadi udah bongkar koper, harus benerin koper lagi. Soalnya kita pada mau pindahan ke lantai bawah.
Nah, SKIP yah.. beberapa hari kemudian, aku dan teman – teman yang sudah merasakan kesempitan yang luar biasa, dipindah ke asrama yang lebih luas. Nah, kesusahan gak bakal bertahan selamanya.. Badai pasti berlalu, dan saat kita pindah asrama itu adalah saatnya.. Kita sekarang bisa tidur lebih nyenyak, meskipun semenjak kita pindah kamar, jadi agak gak seru.. sepi gitu.. dulu kan kita becandaan rame – rame, nah sekarang kyk tiba – tiba sepi gitu lah.

Nah,, dari postingan panjang barusan, dapat dipetik satu hikmah.. yaitu : Kita di Pare itu bukan buat seneng – seneng doang, harus bisa nerima keadaan juga belajar buat hidup mandiri. Siapa tau anak – anak yang aslinya manja ndakl ketulungan, begitu dibawa kesini langsung jadi mandiri :)


Liburan Ke Pare

Hai semua!! 
       Hari ini aku mau cerita tentang liburanku ke Pare. Kita ada disana dari tgl 28 Juni - 5 Juli 2012. Seminggu doang sih, tapi seru kok!! Soalnya disana kita rame - rame jalan ke Batu. (Bukan batu yang ada di tanah depan rumah itu, tapi yang ada di Malang). Kalian tau BNS sama Jatim Park 2 kan?? (Kalau kalian gak tau, search aja di Google). Nah, kita kesitu. Disitu kita mainan sama ngeliat "saudara jauh" kita yang tinggal di hutan - hutan situ loh, contoh : Panda-Alicia, Hipoo-Margaret, dll.
      Sebenernya, disitu kita gak cuma jalan-main-belanja sih, tapi juga belajar. Kita disitu ikut kursus b.Inggris di HECo - Hijau English Course. Kakak - kakak dan om - om yang ngajar baik banget. Ada mas Khalil, ada mas Ferry Fatry (alias mas rich boy), trus Miss Nuri, Miss Dwi, Mr. Bowo, Mr. Muadz, Miss Dini sama Miss Zizi.
          Awalnya kita disitu nginap di rumah yang lumayan gede, tapi kamarnya kecil - kecil. Kita disitu nginap sama anak - anak Spendela. Kamarnya, yah pas - pasan. Apalagi, kamarku - Belgium. Kita tuh disitu tidur ber-9, sempit - sempitan udah kyk ikan sarden kalengan, numpuk - numpuk gitu.
         Tapi akhirnya, setelah 3 hari sempit - sempitan gitu, kita pindah ke asrama yang sesungguhnya (alay). Disitu kita cuma tidur ber-4, trus lebar lagi kamarnya.
         O iya, hari Sabtu itu, kita sempet jalan - jalan keliling Pare. Kita jalan ke Terowongan Surowono, kita gak masuk sih ke dalam terowongannya, soalnya kata Pak Ghofar sama Pak Ismadji, terowongannya bahaya. Tapi ya minimal kita udah ngeliat gimana sih wujudnya terowongan itu. Habis itu, kita jalan lagi ke Candi Surowono. Katanya, candi ini masih berhubungan juga sama terowongan tadi. Candinya ga segede Borobudur sih (jelas), tapi disitu kita masih bisa foto - foto sama pecahan batu - batu yang kyk nya merupakan bagian dari candi itu.
 

The Best Fever Ever

          I just can’t believe it!! I think, today will be the worst day ever, because I got fever when I have an exam in my university. But, it became a great day when I know that my doctor is my best friend when I still at secondary school, Angel Olivia

          Well, now I’m in a hospital. I’m getting into the doctor’s room when I see someone. She’s wearing a white coat and taking her stethoscope. And when she’s looking at me, I call her “Angel?? Aaaaaa!! Long time no see!!”. “Rizcaaaaa!!!”, she said. And, just like there’s a ghost, we’re screaming together.

          A minute later, she check my body and give me a medicine. After that, we eat together in a restaurant and she treat me ^_^. We talk together and spend a day together.